Himpaudi Bojonegoro hadiri Kegiatan Sinkronisasi Program Peningkatan Kompetensi bagi GTK Paud dan Dikmas
Demi meningkatkan Kwalitas dan kemajuan Organisasi HIMPAUDI Kabupaten Bojonegoro, hari ini Bapak SULE dan Ibu Nurul Hasanah selaku Pengurus HIMPAUDI Bojonegoro mengikuti Rapat Kegiatan Sinkronisasi Program Peningkatan Kompetensi bagi GTK Paud dan Dikmas yang diadakan di Bekasi mulai tanggal 18 - 20 April 2016.
Kegiatan ini diantaranya membahas tentang Kebijakan Kemendikbud terkait tentang peningkatan Kompetensi bagi GTK Paud dan Dikmas, Strategi peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi GTK Paud dan Dikmas, dan lain sebagainya.
Sementara disisi lain kemarin Dirjen PAUD & Dikmas Harris Iskandar, menjelaskan bahwasanya : “PAUD, merupakan Investasi Paling Menjanjikan” sesuai dengankutipan berita dari sumber: http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/8479.html
Kegiatan ini diantaranya membahas tentang Kebijakan Kemendikbud terkait tentang peningkatan Kompetensi bagi GTK Paud dan Dikmas, Strategi peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi GTK Paud dan Dikmas, dan lain sebagainya.
Sementara disisi lain kemarin Dirjen PAUD & Dikmas Harris Iskandar, menjelaskan bahwasanya : “PAUD, merupakan Investasi Paling Menjanjikan” sesuai dengankutipan berita dari sumber: http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/8479.html
Jika suatu daerah ingin memiliki
daya saing yang kuat, maka berinvestasilah dengan membangun pendidikan
anak usia dini yang berkualitas. Insya Allah ke depan akan mampu menjadi
daerah yang maju dengan SDM berkualitas.
Program BOP DAK PAUD yang kini menjadi
program di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
Pendidikan Masyarakat (Dikmas) menjadi perhatian serius Dirjen PAUD dan
Dikmas Harris Iskandar, Ph.D. Menurut Dirjen, adanya BOP DAK PAUD ini
menjadi peluang untuk pengembangan PAUD berkualitas karenanya
pengelolaannya harus benar-benar tepat sasaran dan sesuai dengan aturan.
Penegasan tersebut disampaikan Harris saat memberikan arahan sekaligus
pembukaan Rapat Kerja Penguatan Strategis Program PAUD DIKMAS Tahun 2016
dengan tema “Pengelolaan BOP DAK PAUD dan Program PAUD DIKMAS” yang
digelar di Mercure Hotel & Convention Ancol.
Di hadapan peserta Raker yang berjumlah
682 peserta dari total 820 undangan, Harris menyatakan, pengelolaan BOP
DAK harus menjadi perhatian bersama karena ini untuk kepentingan
pendidikan anak usia dini. Maka, lebih jauh Dirjen PAUD Dikmas
menyatakan, dalam konteks menciptakan pengelolaan BOP DAK PAUD itu pula
rapat kerja mengundang peserta rapat yang berasal dari berbagai posisi,
mulai dari para Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah
Pemerintah Kota/Kabupaten, para Kepala Bidang PAUD Dikmas Provinsi,
Penanggung jawab DAK dan PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, para
Kasubdit dan para kepala seksi Program & Evaluasi di lingkungan
Ditjen PAUD Dikmas.
Terkait pengelolaan selama ini, menurut
Harris, Ditjen PAUD Dikmas terus memantau keadaan di lapangan dari
Sabang hingga Merauke bagaimana kondisi menjelang pencairan BOP DAK pada
triwulan kedua. “Hasilnya memutuskan bahwa kita harus melakukan
koordinasi sekali lagi. Langkah ini untuk memastikan bahwa seluruh
petugas, aparat, dan pejabat di daerah memahami peran sehingga mekanisme
bisa terlaksana, baik dari sisi waktu, aturan, dan juknis yang sesuai,”
ujarnya.
Keseriusan pengelolaan BOP DAK PAUD ini,
lanjut Harris, penting dilakukan karena ada banyak anak usia dini, para
guru PAUD, dan pengelola menunggu bantuan yang mereka butuhkan.
“Menjadi penting juga karena PAUD menjadi prioritas pembangunan human capital di Indonesia dan juga dunia. PAUD diangkat derajatnya masuk ke dalam salah satu Sustainable Development Goals (SDG),”
katanya. Tujuan SDG, Dirjen menambahkan, antara lain memastikan
kualitas pendidikan minimal pra- SD merupakan target yang harus dicapai
seluruh negara sebelum 2030. “Masih lama memang, tapi kalau tidak
disiapkan dari sekarang kita akan kedodoran. Itulah pentingnya minimal
pra SD itu, anak-anak mendapat layanan PAUD,” ujar Harris.
Dari Deklarasi Incheon, Korea, tahun lalu, Dirjen mengemukakan, yang menjadi fokus utama adalah compulsory childhood education
atau PAUD. Kenapa demikian, karena perkembangan otak manusia terjadi
pada periode-periode yang disebut usia emas. Bahkan ada hasil riset
terakhir pada 1.000 hari pertama itu struktur otak terbentuk mencapai
80%. Riset tersebut, menurut Harris semakin menguatkan bahwa kita selama
ini tidak memberikan perhatian pada pendidikan PAUD. Padahal merujuk
riset penerima nobel, tidak ada investasi yang paling berharga selain
PAUD. Dibanding jenjang pendidikan lain, investasi PAUD memberikan return jauh lebih tinggi.
“Sekitar 15 tahun lalu saat menjadi
atase di AS, saya mengantar Dirjen PAUD, saat itu nama PAUD belum banyak
diketahui. Harapan saya yang bicara orang psikologi, pendidikan, atau
pengasuh. Ternyata narasumbernya bankers dari Federal Reserve, ekonom, mereka mengatakan mengenai rate of return of investment, yang paling menjanjikan tidak ada selain childhood education,” katanya.
Jadi, lanjut Dirjen, bagi daerah yang
ingin maju dan berdaya saing, maka berinvestasilah dengan membangun PAUD
berkualitas. “Insya Allah ke depan akan memiliki SDM berkualitas dan
mampu diandalkan,” katanya. (Tim Warta/KS)
Post a Comment