Header Ads

Himpaudi Jayaa

Bangga Bojonegoro

    foto dokumentasi kak yuli

BOJONEGORO-Sebagai warga Bojonegoro bolehlah saya bangga ketika "Sego buwohan" sebagai produk (industri) rakyat diangkat derajatnya, ditambah lagi "tari tengul" yang keduanya besuk akan menghiasai jembatan yang membelah sungai Bengawan Solo, berpadu dengan keempat negara lain (seperti berita yang dilansir beberapa media).

Saya berharap kebanggaan saya ini tidak ada yang memprotes, karena persoalan hati, karena bagi saya adalah hanya kewajaran sebagai bagian dari warga Bojonegoro. Lalu saya membayangkan seluruh atau sebagian warga Bojonegoro menangkap peluang untuk sekaligus mempromosikan potensi yang dimiliki masing-masing desa dan kecamatan mulai wisata alam yang terbentang diujung selatan, wisata sejarah yang jumlahnya relatif banyak semisal kayangan api, sunan Gongseng, petilasan Angling Dharma, Waduk Pacal Kedungsari Temayang, dan wisata industri kreatif di Jari, Margomulyo, Ngraho, Kasiman, Malo, Trucuk, juga wisata budaya semacam Sandur serta Sumur minyak tua peninggalan Belanda yang merupakan satu-satu di Asia sumber minyak di pegunungan, dan masih banyak lagi yang tak mampu saya sebut satu persatu karena keterbatasan.

Khusus tari tengul saya mengapresiasi secara khusus, mengapa? Lima tahun silam ananda tercinta juga termasuk peletak batu pertama saat masih di SMP MT. Sekaligus memang kecintaan saya terhadap budaya yang bagi saya cukup beralasan, karena budaya adalah cerminan karakter sebuah bangsa yang sarat nilai-nilai luhur. Ini menjadi penting agar kedepan Bojonegaro dengan nilai-nilai luhurnya tidak tergerus dengan industri minyak yang hari ini sedikit dibanggakan sebagai penyumbang APBD terbesar, sekaligus berdoa semoga Warga Bojonegoro tetap memiliki "lumbung" untuk tetap eksis saat berkah Tuhan berupa minyak yang pada ahirnya habis.

Seperti semasa Musa AS yang menyisakan kekayaan negara untuk kehidupan anak dan keturunan dimasa mendatang. Bojonegaro keren, demikian kata teman saya. Saya pun menimpali "Jangan bilang keren" kalau tidak Bojonegaro. (M.Yazid Mar'i)

No comments