KONVERGENSI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Selasa 8 September 2021 PCP (Pelatihan Calon Pelatih) Stunting Kab. Bojonegoro diundang oleh Dinas Kesehatan Kab. Bojonegoro dalam rangka konvergensi percepatan penurunan stunting yang dihadiri oleh 20 peserta dari unsur Pengurus Daerah Himpaudi Bojonegoro dan Tim Trainer Himpaudi terpilih.
Konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting sebagai tindak lanjut pertemuan pertama yang difasilitasi oleh Dinas
Pendidikan Kab. Bojonegoro pada tanggal 27 Agustus tahun 2021 dengan agenda
Sosialisasi dan Pendampingan Satuan Pendidikan Lokus PAUD HI yang bertempat di
Aula Sabha Sita Adi Krida Dinas Pendidikan Kab.Bojonegoro lantai 2.
Pada pembukaan Konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting yang dipimpin oleh Dr.Luky dari Dinas Kesehatan Kab. Bojonegoro. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa percepatan
penururan stunting perlu adanya kolaborasi antara tenaga kesehatan, Kader dan
Pendidik PAUD.
Konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting dilaksanakan selama dua hari tanggal 8-9 September 2021, bertempat di
ruang pertemuan Koperasi berdikari Jl. Panglima Polim No. 44 Bojonegoro. Hari
pertama materi yang disampaikan adalah cara penggunaan Buku KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak), Menu Gizi Seimbang, Cara Pengukuran BB/U (Berat Badan Menurut Usia),
TB/U (Tinggi Badan Menurut Usia), LK/U (Lingkar Kepala menurut usia) dan BB/TB
(Berat Badan Menurut Tinggi Badan). Hari kedua tentang DDTK.
Materi Pertama disampaikan oleh Dr. Luky dimana Peserta diajarkan Bagaimana menganalisis Deteksi Dini
Penyimbangan Pertumbuhan yang dilihat dari hasil BB/U, TB/U, LK/U, dan BB/TB,
apakah normal atau perlu dirujuk, serta bagaimana menganalisis deteksi Dini
penyimbangan Perkembangan melalui KPSP ( Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
apakah termasuk Ds (Deteksi Sempurna)/Dm (Deteksi Meragukan)/Dp (Deteksi Penyimpangan),
TDD (Tes Daya Dengar) termasuk N/R (Normal/Rujuk). Bila terjadi penyimbangan perkembangan perlu di
lihat dulu bagaimana memberikan stimulasi kepada anak, disinilah peran orang
dewasa ( Orang tua dan Pendidik) untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang
dimulai sehak dini agar dapat terdeteksi dengan baik apakah anak normal, meragukan
atau perlu dirujuk ke Puskesmas atau Rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.
Sebelumya menyampaikan materi
pertama Dr. Luky mengenalkan buku KIA terbaru, dimana buku KIA ini memiliki
perbedaan dicover, desainnya terbalik. Peserta beranggapan bahwa buku KIA
tersebut salah cetak. “E… ternyata memiliki arti yang bermakna” yakni memudahkan
pengguna membedakan buku KIA untuk anak lingkaran Hijau, dan
buku KIA untuk ibu hamil lingkaran kuning.
Materi kedua tentang Menu Gizi
seimbang, peserta diajarkan bagaimana memberikan gizi seimbang pada masa
pertumbuhan anak, hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah memberikan
makan tiga kali dalam sehari, dengan prinsip makanan sesuai dengn kebutuhan
gizi (Kebutuhan kalori, mengetahui daftar makan, kebutuhan makanan sehari dalam
penukaran).
Materi ketiga Praktik menggunakan
alat pengukuran BB, TB, LK yang benar, untuk
anak usia nol sampai dibawah dua tahun
menggunakan alat ukur panjang badan yang bernama “Infantometer” ,
usia diatas dua tahun menggunakan alat ukur “Microtoise”, pengukuran BB untuk usia dibawah dua tahun
menggunakan alat ukur “ Dacin” sedangkan untuk usia diatas dua
tahun disarankan mengunakan timbangan digital. Untuk pengukuran Lingkar kepala
disarankan menggunakan alat ukur “Pita Lila”. Alat yang
disarankan ini untuk mengetahui hasil akurat dari BB, TB, dan LK anak,
dikarenakan jika tidak menggunkan alat yang benar akan dapat mempengaruhi
status Gizi anak.
Dari pukul 09.00 WIB Peserta Nampak
antusias menyimak dan mendengarkan materi yang disampaikan dengan serius, pengetahuan
kesehatan yang diperoleh hari ini, PCP memiliki keawjiban untuk follow uo
dlembaga masing-masing dan lembaga PAUD di Kabupaten Bojonegoro, salah satu
peserta mengatakan bahwa Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting merupakan
satu upaya untuk mewujudkan Bojonegoro KLA (Kabupaten Layak anak) secara optimal dan berkelanjutan agar
anak Bojonegoro terlepas dari masalah stunting. (Yuli wong Pacul).
Post a Comment